Ilmu dan Mu’jizat
Al-qur’an
adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari
sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan al-qur’an:
petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk
serta pemisah antara yang hak dan yang bathil( al-baqarah: 185)
Imam
al-ghazaly menerangkan bahwa sekuruh cabang ilmu pengetahuan yang
terdahulu dan yang kemudian, yang
diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari al-qur’an. Imam as-syatibi
tidak sependapat dengan al-ghazaly, beliau berpendapat bahwa bahwa para sahabat
tentu telah mengetahui al-qur’an dan apa-apa yang tercantum di dalamnya. Tapi
tidak satupun dari mereka yang menyatakan bahwa al-qur’an mencakup seluruh
cabang ilmu pengetahuan.
Seperti
dikatakan Quraish Shihab dalam buku membumikan al-Qur’an, beliau mengatakan
bahwa hubungan al-qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyaknya
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul di dalamnya, bukan terletak pada
kebenaran-kebanaran teori ilmiah, akan tetapi pembahasannya diletakkan pada
proporsi yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan kesesuaiaan pula dengan
logika ilmu pengetahuan itu sendiri.
Membahas
al-qur’an bukan dengan melihat adakah relativitas atau bahasan tentang angkasa
luar, ilmu komputer tercantum dalam al-qur’an tdak, akan tetapi lenih utama
adalah melihat adakah jiwa ayat-ayatnya yang menghalangi kemajuan ilmu
pengetahuan atau sebaliknya, adakah ayat al-qur’an yang bertentangan dengan
hasil penemuan ilmiah yang telah mapan.
Sejarah membuktikan bahwa galileo, ketika mengungkpkan
penemuannya bahwa bumi itu beredar, tidak mendapat counter dari suatu lembaga
ilmiah. Tetapi masyarakat ia dimana hidup malah memberikan tantangan kepadanya
atas dasar-dasar kepercayaan dogma sehingga galileo pada akhirnya menjadi
korban tantangan tersebut atau korban penemuanya sendiri. Hal ini akibat belum
terwujudnya syarat-syarat sosial masyarakat. Dari segi inilah kita bisa menilai
hubungan antara al-qur’an dengan ilmu pengetahuan.[1]
A.
Ilmu pengetahuan
Kata ilmu
dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam al-Qur’an. Kata ini digunakan
dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. ‘ilm dari segi
bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Perhatikan misalnya kata ‘alam(bendera),
‘ulmat(bibiir sumbing), ‘a’lam(gunung-gunung), ‘alamat(alamat), dan sebagainya.
Ilmu adalah pengetahuan yang
jelas tentang sesuatu. Sekalipun demikian, kata ini beda dengan
‘arafa(mengetahui), a’rif(yang mengetahui), ma’rifah(pengetahuan).
Allah SWT
tidak dinamakan a’rif, tetapi ‘alim, yang berkata kerja ya’lam(dia mengetahui),
dan biasanya al-qur’an menggunakan kata itu untuk Allah dalam hal-hal yang
diketahuinya walaupun ghaib, tersembunyi, atau dirahasiakan.[2]
Dalam pandangan
al-qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap
makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Ini tercermin dalam
sejarah kejadian manusia pertama yang dijelaskan al-qur’an pada surah
al-baqarah ayat 31-32:
zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß w zNù=Ïæ !$uZs9 wÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOÅ3ptø:$# ÇÌËÈ
31. Dan dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada
para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada
Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana[35]."
Catatan:
[35] Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha
Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah
ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan
faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti
tersebut hampir mendekati arti Hakim.
Dalam ungkapan sehari-hari, kata
ilmu sering digabungkan dengan kata pengetahuan, sehingga menjadi ilmu
pengetahuan(science) yang seolah-olah mempunyai pengertian yang sama dengan
kata pengetahuan (knowledge) itu sendiri, Dr. Ahmad Munir mengutip definisi The
Liang Gie mendefinisikan ilmu:
“
rangkaian aktifitas manusia rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur
dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau kemanusiaan untuk mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi
penjelasan maupun melakukan penerapan.”
Dari definisi di atas, pengertian
ilmu mengacu pada tiga ranah, baik sebagai pengetahuan, aktifitas maupun
metode, ilmu merupakan suatu kesatuan yang logis yang mesti ada secara
berurutan. Ilmu keberadaannyaharus diupayakan oleh aktifitas manusia, aktifitas
manusia harus diupayakan dengan menggunakan metode tertentu dan akhirnya
aktifitas metodis tersebut mendatangkan suatu pengetahuan yang sistematis. [3]
Oleh karena itu yang menjadi ciri
utama ilmu pengetahuan salah satunya adalah ia selalu memperbaiki diri seiring
dengan perkembangan zaman, dan itu berlangsung menurut hukummkemajuan. Samaai
saat ini masih dalam keadaan belum sempurna. Kadang teori ilmiah yang terlihat
kokoh akan menjadi goyaaah dengan ditemuakannya kaidah baru.
Sesudah abad pertengahan, banyak
orang yang berbuat kekeliruan dengan mengingkari perputaran bola bumi dan
peredarannya mengelilingi matahari. Sikap itu didasarkan pada pengertian yang
mereka tarik dari ayat-ayat kitab suci. Kekeliruan yang sama dibuat oleh
orang-orang dari zaman berikutnya. Mereka menafsirkan tujuh petala langit
dengan tujuh planet di dlam tata surya. Ternyata jumlah planet bukan tujuh
melainkan sepuluh. Terhadap tujuh buah planet itupun jika kesimpulan mereka
masih membutuhkan lebih jauh.
Kekeliruan ini juga terjadi pada
kesimpulan sejumlah orang yang beranggapan bahwa teori evolusi dan peningkatan
kualitatif pasti terdapat di dalam beberapa ayat al-qur’an seperti firman Allah
surah al-baqarah ayat 251 yang menegaskan :
NèdqãBtygsù ÂcøÎ*Î/ «!$#
@tFs%ur ß¼ãr#y Vqä9%y` çm9s?#uäur
ª!$#
ù=ßJø9$#
spyJò6Ïtø:$#ur ¼çmyJ¯=tãur $£JÏB âä!$t±o 3
wöqs9ur ßìøùy «!$#
}¨$¨Y9$# OßgÒ÷èt/ <Ù÷èt7Î/ ÏNy|¡xÿ©9
ÙßöF{$# £`Å6»s9ur ©!$#
rè @@ôÒsù n?tã úüÏJn=»yèø9$# ÇËÎÊÈ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar